Berita Republik Viral Jakarta, 09 Oktober 2025. Kapolri Jenderal Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo M.Si. menegaskan bahwa Polri mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. Jenderal Pol. Sigit menyatakan bahwa Polri telah melaksanakan berbagai inovasi untuk mendukung program ini.
Jenderal Pol. Sigit menjelaskan salah satu inovasi Polri adalah pemanfaatan bibit unggul hibrida P27 dan pupuk tekno MIGO Presisi Bhayangkara. Kedua hal ini dapat meningkatkan hasil panen, pada Rabu, 8 Oktober 2025.
“Untuk mendukung program ketahanan pangan, beberapa waktu lalu kami telah melakukan berbagai inovasi, salah satunya adalah pemanfaatan bibit unggul Hibrida P27 dan pupuk Tekno MIGO Presisi Bhayangkara yang dapat meningkatkan hasil panen dari 4 ton/hektar menjadi 9 hingga 14 ton/hektar,” ujar Jenderal Pol. Sigit dalam paparannya pada Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV di Tangerang, Banten.
Dia juga menyampaikan bahwa ratusan bintara khusus pertanian telah direkrut. Mereka diharapkan dapat mengoptimalkan pengolahan dan hasil produksi.
“Termasuk merekrut 333 orang bintara kompetensi khusus pertanian untuk mengoptimalkan pengolahan dan hasil produksi,” tambahnya.
Selain itu, Jenderal Pol. Sigit mengungkapkan bahwa saat ini Polri bekerja sama dengan berbagai universitas, salah satunya Universitas Sriwijaya, untuk mengolah tanaman eceng gondok menjadi pupuk organik. Dia menjelaskan bahwa pupuk ini memiliki kandungan unsur hara yang sangat baik dan bernilai ekonomis tinggi, dengan biaya produksi untuk 1 hektar lahan sebesar Rp773.000, atau 86% lebih hemat dibandingkan penggunaan pupuk kimia yang mencapai Rp5,9 juta per hektar.
Lebih lanjut, inovasi berikutnya adalah program Polrian atau polisi Peduli Pengangguran Polda Banten. Dalam program ini, sampah organik seperti sisa sayuran dan buah, daun kering, hingga limbah dapur diolah untuk menghasilkan eco-enzyme maupun pupuk kompos.
“Selain itu, kami juga melakukan budidaya kelinci di Provinsi Bangka Belitung, di mana kotoran kelinci tersebut kami manfaatkan sebagai pupuk organik,” ungkapnya.
Selanjutnya, dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah, Polri bersama Universitas Lambung Mangkurat telah mengolah lahan basah dengan tingkat keasaman pH di bawah 5 menjadi lahan produktif dengan memanfaatkan batu asal Korea. Inovasi ini mampu menetralisir keasaman dan meningkatkan pH tanah, sehingga pada lahan basah seluas 5 hektar di Kalsel telah dilakukan 4 kali panen dengan rata-rata produksi mencapai 8 ton per hektar.
“Untuk mendukung produktivitas lahan, Polri juga memanfaatkan teknologi Solar Water Pump, yang menggunakan panel surya berkapasitas 5.680 watt untuk menggerakkan pompa air. Teknologi ini mendukung sistem irigasi pertanian secara efisien dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa Polri juga memanfaatkan teknologi Watergen yang mampu menghasilkan 100 hingga 350 Liter air bersih per hari dapat dihasilkan dari kelembapan udara. Teknologi ini, menurutnya, menawarkan solusi bagi daerah pertanian yang kering, sehingga ketersediaan air dapat terjaga untuk mendukung produktivitas.
“Sebagai pelengkap dari seluruh rangkaian dukungan dari hulu hingga hilir, kami melaporkan kepada Bapak Wakil Presiden bahwa pembangunan 18 unit gudang ketahanan pangan Polri di 12 provinsi dengan kapasitas total 18.000 ton, yang sebelumnya telah dilakukan groundbreaking di Bengkayang oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 5 Juni 2025, telah selesai 100%. Sebagai langkah awal, gudang di Provinsi Jawa Barat akan diisi dengan 100 ton jagung hasil panen, yang juga akan diikuti oleh gudang Polri lainnya,” tutupnya. Red


