BCW Pertanyakan Penyerapan Anggaran Masih Rendah Penyerapan Anggaran Banyuwangi Masih Dibawah Standar

BCW Pertanyakan Penyerapan Anggaran Masih Rendah Penyerapan Anggaran Banyuwangi Masih Dibawah Standar

BANYUWANGI, BERITAREPUBLIKVIRAL.COM –

BCW Pertanyakan Penyerapan Anggaran Masih Rendah
Penyerapan anggaran Banyuwangi masih dibawah standar itulah yang saat ini sedang disorot oleh BCW ( Banyuwangi Corruption Watch).

Padahal perjalanan anggaran sudah mepet alias mendekati akhir tahun.

Sekarang sudah akan masuk bulan Oktober berarti hanya tinggal 3 bulan lagi sisa waktu yang ada, sedangkan penyerapan anggaran masih berkisar 45%.

Seharusnya penyerapan anggaran setelah PAK ini mencapai setidaknya sudah 80%. Kenapa Banyuwangi lambat dalam penyerapan anggaran, media ini meminta pandangan lembaga BCW (Banyuwangi Corruption Watch).

Terkait adanya fenomena penyerapan anggaran yang melambat di Banyuwangi. Masruri sebagai ketua BCW menyatakan ” melambatnya penyerapan anggaran diindikasikan adanya permainan proyek”. ” Anda masih ingatkan ada istilah ” ijon” yang pernah ramai di Banyuwangi.

Ijon itu artinya kontraktor pengadaan barang dan jasa dimintai bayar didepan sebagai jaminan mendapatkan pekerjaan”. Ujar Masruri. Dan sistem ijon ini merupakan permainan proyek yang sering terjadi di setiap kabupaten.

Ketika ada agenda politik yang membutuhkan logistik besar sistem ijon proyek dijadikan alat untuk mendapatkan uang secara cepat. Bahkan KPK sendiri sedang memonitor praktek praktek ijon di daerah daerah yang merusak sistem dan merugikan keuangan negara.

Namun dari rekayasa inilah yang menurut ketua BCW ini akhirnya jadi blunder. Sebab apa ? sebab saat ini aturannya berubah yang menyulitkan praktek iseoerti ini dijalankan ” kita tahu sistem ijon ini meniadakan lelang.

Adapun Penentuan pemenang hanya melalui negosiasi dan pengkondisian. Ini sekarang bertabrakan dengan aturan baru dimana aturan baru mengharuskan semua PBJ ( Pengadaan Barang dan Jasa) harus ikut lelang, peraturan ini baru keluar di era presiden Prabowo” ujar Masruri. (25/09)

“Sehingga konsekwensinya mereka mau tidak mau harus ikut lelang. Kalau ikut lelang rugi dong sudah bayar ? ” Imbuh Masruri.

Sehingga inilah yang mengakibatkan pekerjaan tidak bisa dilaksanakan sesuai alur waktu karena tarik menarik kepentingan.

Masruri juga menyatakan ” proyek yang masih belum jalan diantaranya proyek RTH Blambangan senilai 8 Miliar, RTH Maron 4,5 Miliar, RTH patung kuda 970 juta , RTH Sritanjung 970 juta, RTH Rogojampi 1,8 Miliar, dan lain lain masih banyak lagi “.

(Dra).

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *