BANYUWANGI, BERITAREPUBLIKVIRAL.COM –
Aktivis Banyuwangi, Ari Bagus Pranata, memberikan apresiasi atas capaian Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Banyuwangi di Tahun 2024 yang mencapai 93,86 persen. Data tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur.
Ari menyebut bahwa capaian ini bukan hanya menunjukkan kerja nyata pemerintah dan tenaga pendidik, tetapi juga menegaskan bahwa Banyuwangi berada pada posisi yang lebih baik dibanding sejumlah kabupaten lain di Jawa Timur yang masih memiliki angka melek huruf rendah.
“Data BPS Jatim yang menempatkan Banyuwangi pada angka 93,86 persen patut kita apresiasi. Ini menunjukkan kerja nyata Dinas Pendidikan dan para tenaga pendidik dalam menjaga kualitas pendidikan dan memperluas jangkauan literasi,” ujar Ari.
Ari menjelaskan dari data BPS Jatim bahwa jika dibandingkan dengan sejumlah kabupaten lain di Jawa Timur, Banyuwangi berada pada posisi yang lebih baik, terutama dibanding daerah-daerah yang masih mencatat angka melek huruf rendah. Beberapa kabupaten yang angkanya berada di bawah Banyuwangi berdasarkan data BPS Jatim antara lain Kabupaten Probolinggo dengan 88,07 persen, Kabupaten Situbondo 89,42 persen, Kabupaten Bondowoso 89,86 persen, Kabupaten Jember 89,56 persen, serta Kabupaten Sampang yang menjadi daerah terendah di Jawa Timur dengan capaian 84,54 persen.
“Jika melihat data BPS Jatim, Banyuwangi berhasil mencatat AMH 93,86 persen, lebih tinggi dari banyak kabupaten di wilayah tapal kuda. Ini menunjukkan Dinas Pendidikan Banyuwangi telah bekerja keras memperluas akses pendidikan dan meningkatkan literasi masyarakat, saya menilai kinerjanya pak ratno (kepala dinas pendidikan) amanah dam kerjakeras demi pendidikan di Banyuwangi,” ujar Ari Bagus Pranata.
Ari Bagus Pranata menilai capaian Banyuwangi ini menunjukkan keseriusan Dinas Pendidikan dalam memperluas akses pendidikan, pemberantasan buta huruf, serta mendorong program literasi di berbagai wilayah. Ia menyatakan bahwa apresiasi ini layak diberikan sebagai bentuk penghargaan atas kinerja pemerintah daerah dan para tenaga pendidik yang telah bekerja di lapangan.
“Apresiasi ini sekaligus menjadi dorongan. Masih ada wilayah yang perlu penguatan akses pendidikan. Tapi capaian ini sudah menjadi fondasi penting untuk terus memperkuat program literasi dan pemberdayaan masyarakat,” tambahnya. (19/11/2025).

Dalam pernyataannya, Ari juga menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak boleh membuat Banyuwangi berpuas diri. Masih terdapat wilayah pedesaan, pesisir, dan daerah terpencil yang membutuhkan penguatan akses pendidikan agar tingkat literasi semakin merata di seluruh kabupaten. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah daerah, sekolah, komunitas literasi, dan masyarakat perlu terus diperkuat.
Ari berharap capaian ini menjadi modal awal untuk Banyuwangi dalam mengejar kabupaten dan kota lain yang memiliki angka melek huruf lebih tinggi, sekaligus menjadi dorongan bagi Dinas Pendidikan untuk semakin memfokuskan program pada daerah-daerah dengan tingkat literasi rendah.


