Pemalakan di Jalur Lintas Banyuasin Kian Brutal, APH Seolah Tutup Mata!

Pemalakan di Jalur Lintas Banyuasin Kian Brutal, APH Seolah Tutup Mata!

beritarepublikviral.com, Banyuasin — Aksi pemalakan terhadap sopir truk kembali terjadi di jalur lintas Palembang–Betung, tepatnya di wilayah Musi Landas hingga Air Batu, Kabupaten Banyuasin. Kejadian pada Jumat (11/10) itu kembali menampar rasa aman masyarakat, sekaligus mempertanyakan sejauh mana keseriusan aparat kepolisian dalam menjaga ketertiban di jalan lintas yang saban hari dilalui ribuan kendaraan.

 

Dalam video yang viral di media sosial, terlihat seorang pria pengendara motor memepet truk yang sedang melintas, kemudian memaksa sopir memberikan uang. Ketika sang sopir hanya memberikan Rp10.000, pelaku menolak dan justru melempar batu ke arah kendaraan tersebut. Aksi brutal itu tentu mengancam keselamatan pengemudi dan pengguna jalan lainnya.

 

Salah satu sopir lintas mengaku bahwa kejadian seperti ini bukan hal baru. Ia menyebutkan bahwa aksi premanisme di jalur Musi Landas–Air Batu sudah sering terjadi, bahkan di siang bolong.

 

“Kami ini cuma cari makan, tapi tiap lewat jalur sini harus siap-siap disetop preman. Kadang kasih uang pun masih dikejar,” ujar seorang sopir dengan nada kesal.

 

Masyarakat dan para sopir kini mempertanyakan kehadiran aparat kepolisian Banyuasin yang seolah hilang dari pandangan di wilayah rawan tersebut. Padahal, jalan lintas ini adalah jalur utama ekonomi yang seharusnya menjadi prioritas pengamanan. Namun faktanya, aksi pemalakan seperti dibiarkan berulang tanpa tindakan tegas.

 

Sindiran pun bermunculan dari publik. “Entah di mana patroli polisi saat preman berkeliaran. Jangan-jangan baru muncul kalau sudah viral,” tulis salah satu warganet di kolom komentar unggahan video tersebut.

 

Fenomena ini menambah panjang daftar keluhan terhadap kinerja aparat penegak hukum di Banyuasin. Masyarakat berharap, Kapolres Banyuasin tidak hanya menonton video yang beredar, tetapi turun langsung membersihkan jalur lintas dari aksi premanisme. Karena rasa aman bukan sekadar janji, melainkan tanggung jawab negara.

 

Jika aparat masih diam, maka wajar publik bertanya: premannya yang berkuasa, atau polisinya yang kalah suara?

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *