10/05/2025 03:21:00 PM
Sebuah video pendek yang memperlihatkan sekelompok anak sekolah berseragam Pramuka berdiri di tepi sungai meluap telah menyita perhatian publik di media sosial.
Dalam video tersebut, seorang siswi menyampaikan permohonan langsung kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto agar dibangun jembatan di desa mereka.
Dengan suara lantang dan penuh harap, siswi itu menyampaikan keluhan atas kesulitan yang mereka alami saat menyeberangi sungai, terutama ketika hujan turun dan arus menjadi deras.
“Bapak Prabowo, tolong buatkan jembatan di sini,” ucapnya sambil menatap kamera.
“Kami tersiksa kalau ada hujan. Kami menyeberang!” lanjutnya dengan nada tegas.
Video ini diduga direkam di salah satu desa yang termasuk dalam kategori daerah 3T, yaitu wilayah Terdepan, Tertinggal, dan Terluar yang masih menghadapi tantangan besar dalam pembangunan.
Minimnya infrastruktur dasar seperti jembatan dan jalan menjadi hambatan serius bagi anak-anak di wilayah tersebut untuk mengakses pendidikan secara aman dan layak.
Video tersebut telah menyebar luas di berbagai platform media sosial dan mengundang simpati dari warganet.
Banyak pengguna media sosial yang membagikan ulang video tersebut sambil menandai akun-akun pejabat terkait, berharap agar permintaan tulus anak-anak ini segera ditindaklanjuti.
Unggahan ini menjadi semacam surat terbuka digital yang menunjukkan bahwa di tengah pesatnya pembangunan nasional, masih ada masyarakat yang belum menikmati infrastruktur dasar.
Pemerintah telah berulang kali menyatakan komitmennya untuk melakukan pemerataan pembangunan, khususnya di daerah 3T, melalui berbagai program infrastruktur.
Fenomena viral seperti ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi pemerintah pusat dan daerah untuk lebih memprioritaskan pembangunan di wilayah yang masih terisolasi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak terkait mengenai video tersebut.
Namun, harapan publik kini tertuju pada pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto untuk segera merespons jeritan hati anak-anak tersebut.
Permintaan mereka bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan tuntutan atas hak pendidikan dan masa depan yang lebih baik.