“Jaringan JGR Diduga Terlibat Distribusi Solar Ilegal dari Muba ke Lampung”

“Jaringan JGR Diduga Terlibat Distribusi Solar Ilegal dari Muba ke Lampung”

BR-V.com, Muba,– Sebuah jaringan koordinasi yang bernama JGR (Jaguar) diduga menjadi alat bagi puluhan mobil tangki untuk meloloskan minyak solar hasil penyulingan ilegal (Solar Cong) dari Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, hingga menembus wilayah Provinsi Lampung.

Pengaruh koordinasi ini disebut begitu kuat hingga membuat aparat penegak hukum di lapangan seolah tak berkutik.Dugaan ini menguat setelah pengakuan mengejutkan dari seorang sopir truk tangki, Boy, yang ditemui awak media pada Selasa (19/8/2025).

Menurutnya, setiap kali kendaraannya dihentikan oleh aparat, baik dalam razia maupun patroli, ia hanya perlu menyebut “koordinasi JGR”.

“Kalau distop aparat, ditanya punya siapa minyak ini. Kami bilang koordinasi JGR, sudah aman. Langsung jalan,” ujar Boy, memberikan gambaran betapa perkasanya nama JGR atau Jaguar di jalur lintas Sumatera.

Boy, yang saat itu mengemudikan truk tangki dengan nomor polisi BA 9117 QU, mengaku bisa mengangkut sekitar 22 ton solar ilegal dalam satu kali perjalanan. Pria asli Padang ini mengungkapkan bahwa truknya baru bulan ini dialihfungsikan untuk mengangkut solar ilegal atas arahan seseorang bernama Doni.

Sebelumnya, truk tersebut digunakan untuk mengangkut minyak sawit mentah (CPO).

“Kalau siapa pemilik minyak ini saya kurang tahu, kami hanya kerja dapat instruksi melalui grup WA. Mobil saya ini biasa angkut CPO baru bulan ini dikontrak angkut Solar melalui saudara Doni,” terangnya.

Penelusuran lebih lanjut oleh awak media mengungkap bahwa mobil tangki dengan nomor polisi BA 9117 QU terdaftar atas nama PT Andalas Maju Cemerlang. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi mengenai keterlibatan perusahaan tersebut dalam dugaan praktik ilegal ini.

Fenomena “kebalnya” truk-truk berkoordinasi JGR ini memantik reaksi keras dari aktivis lokal di Musi Banyuasin. Salah seorang aktivis mendesak Kapolda Sumatera Selatan untuk mengusut tuntas siapa dalang di balik nama besar JGR yang membuat hukum seakan tak berdaya.

“Mengapa begitu sakti, sehingga tidak bisa tersentuh hukum? Kalau cukup bilang koordinasi JGR, maka langsung lolos, tentu koordinasi ini sudah sangat kuat dan banyak cabangnya,” tegas aktivis tersebut.

Ia menambahkan, mustahil minyak ilegal dalam jumlah masif bisa melenggang bebas melintasi beberapa kabupaten/kota di Sumatera Selatan hingga sampai ke Lampung tanpa adanya jaringan terorganisir yang kuat.

“Kapolda Sumatera Selatan harus segera membongkar siapa sebenarnya dalang dibalik koordinasi JGR ini apakah dia orang sipil atau malah oknum aparat yang turut bermain di bisnis minyak ilegal ini,” tukasnya.

Penyelundupan minyak ilegal dari Muba, yang dikenal sebagai salah satu pusat illegal drilling di Sumatera, memang bukan persoalan baru. Pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan telah berulang kali melakukan penindakan dan penyitaan dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, munculnya “koordinasi JGR” yang disebut-sebut mampu melumpuhkan pengawasan aparat di lapangan ini menjadi babak baru yang menuntut perhatian serius dan investigasi mendalam dari para penegak hukum.(*)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *